Selasa, 26 Agustus 2025

KABAR GEMBIRA DARI TIMUR: Dari Mimpi Jadi Nyata.. Perjuangan Enam Kampung Dogiyai Merajut Konektivitas Lewat Jalan Titian

DISTRIK KAMU SELATAN, Dogiyai, Papua Tengah, Enam Kampung Puweta 1, Puweta 2, Ugikagouda, Digikebo, Botumoma, dan Tuwaida mengukir sejarah. Dana Desa 2024 dapat membangun jalan titian 2.093 meter. Ini simbol keberanian menembus isolasi, mengatasi rawa-lumpur penghalang. Dulu, akses vital lumpuh: panen gagal, sekolah terhenti, medis darurat tragis. Keterbelakangan memicu pesimisme; SDM terbatas dianggap mustahil. Kini, jalan titian cerminan kegigihan pendamping dan kolaborasi masyarakat.Enam kampung ini dulunya terisolasi parah. Rawa dan lumpur setinggi satu meter memutus akses, di kemarau tanah retak. Panen kerap luruh sebelum pasar, anak-anak sulit sekolah, medis darurat sia-sia. Ini narasi keterbelakangan, pesimisme kronis.

Persepsi kekurangan SDM jadi benteng kukuh. "Kami tak punya keahlian," bisik suara lama, menganggap titian fantasi. Lalu, pendamping desa tiba. Mereka bukan pembawa janji, melainkan pemantik semangat. Pendekatan personal, dialog intens di gubuk, menumbuhkan kesadaran potensi diri. Dana Desa, tegas mereka, alat rakyat. Lokakarya digelar tentang arti jalan titian: akses pasar, sekolah, kesehatan terjangkau.

Mengenai SDM, pendamping melihat potensi lokal. Konstruksi kayu kearifan setempat, material seadanya. Pelatihan sederhana, tukang berpengalaman membimbing adaptasi teknik. Keterbatasan justru menyingkap potensi tersembunyi. Gotong royong jiwa Papua dihidupkan kembali, kini terstruktur. Kolaborasi ini menanamkan rasa memiliki, persatuan lintas batas.

Pembangunan jalan titian 2.093 meter, mahakarya kolektif enam kampung, dimulai. Dana Desa 2024 jadi ujian kesabaran. Tantangan lumpur, hujan, logistik rumit datang silih berganti. Semangat disemai pendamping, visi masa depan, tak goyah. Setiap balok kayu dan tiang tertancap adalah keringat mengukir harapan. Keenam kampung bekerja satu jiwa.

Jalan titian selesai, dampaknya langsung transformatif. Aksesibilitas jadi kenyataan. Perjalanan ke pusat distrik, dulu berjam-jam, kini puluhan menit. Biaya transportasi anjlok, panen terjual baik, pendapatan petani meningkat. Anak-anak ke sekolah aman, lebih sering. Medis darurat bisa diselamatkan. Aktivitas ekonomi berdenyut. Keterbelakangan tergerus roda kemajuan.

Terjadi perubahan sosial lebih mendalam. Kebanggaan memancar. Mereka melihat bukti: rencana matang, kolaborasi, semangat juang, batas terlampaui. Persepsi kekurangan SDM luruh, berganti keyakinan potensi tak terbatas. Kini, mereka tahu: mereka bisa membangun. Kisah ini mercusuar bagi Dogiyai, bagi Papua: Dana Desa, dikelola hati dan dedikasi, ampuh keluar dari keteringgalan.

Kisah Kamu Selatan menyuguhkan  praktik terbaik: pendampingan transformatif; optimalisasi kearifan lokal; kolaborasi antarkampung; fleksibilitas pelaksanaan. Dana Desa katalisator efektif dengan partisipasi dan pendampingan mumpuni, mengubah keterbelakangan jadi kekuatan pendorong kemajuan.

Pada akhirnya, jalan titian 2.093 meter di Distrik Kamu Selatan, Dogiyai, bukan sekadar infrastruktur. Ia epos keberanian, ketekunan, kekuatan kolektif. Narasi enam kampung ini bukti asa dirajut dari balik keterbatasan. 26/08/2025

Oleh: Elias Tekege dan Stev. Boma TPP Papua Tengah

1 komentar: