Di jantung Desa Kertarahayu, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, suasana musyawarah pernah dipenuhi perdebatan sengit. Wacana membangun desa wisata memecah pendapat perangkat desa, tokoh masyarakat, dan warga.
"Kami khawatir ini hanya akan jadi proyek sia-sia. Apalagi saat itu pandemi mulai terasa, ekonomi lesu, dan fokus warga ada pada kebutuhan dasar," kenang salah satu tokoh masyarakat yang hadir.
Namun pada Musyawarah Desa 2019–2020, di bawah kepemimpinan Kepala Desa Rudi Catur Pribadi dan Ketua BPD Dedi Bin Darif, keputusan bersejarah diambil dengan selisih tipis 50% plus satu suara. Desa Kertarahayu resmi ditetapkan sebagai Desa Wisata melalui Peraturan Desa.
Potret Desa Kertarahayu
· Luas Wilayah: 787,3 hektar
· Tanah Sawah: 262,4 hektar
· Tanah Darat: 524,9 hektar
· Penduduk: 7.965 jiwa (3.994 laki-laki, 3.961 perempuan)
· Pembagian Wilayah: 3 dusun, 8 RW, 21 RT
· Ketinggian: 500–600 mdpl
· Suhu Udara: 22–35°C
Lingkungan asri dan udara sejuk menjadi modal utama untuk pengembangan wisata berbasis alam dan budaya.
Membangun di Tengah Keraguan
Awal 2020, pembangunan dimulai pelan-pelan. Jalan menuju lokasi wisata diperkeras, saluran air dibuat, dan lahan dibersihkan. Namun, sebagian warga masih ragu.
Sebagai Pendamping Lokal Desa saat itu, saya sering berdiskusi hingga larut malam dengan Ketua BPD dan Kepala Desa.
"Kalau kita berhenti sekarang, semua ide ini akan hilang. Lebih baik kita mulai dari yang kecil dan konsisten," ujar Ketua BPD pada suatu malam di balai desa.
Pembangunan Jalan Lingkungan DesaTransformasi Menjadi Kampung Kita
Kawasan wisata ini awalnya bernama Taman Ciranggo, kemudian menjadi Taman Lansia, dan pada Musdesus 2022 lahirlah nama baru: Kampung Kita. Nama ini melambangkan rasa memiliki seluruh warga.
Kini, Kampung Kita memiliki fasilitas:
· Saung Joglo dan Saung Pelangi
· Jembatan gantung dan rumah adat
· Kolam renang hasil kerja sama dengan investor
· Lima unit cottage untuk wisatawan
"Nama Kampung Kita itu lebih mengikat. Rasanya semua warga ikut punya andil di sini," ungkap Pak Amirja, Ketua BUM Desa Cikahuripan.
Pembangunan Desa selalu melibatkan warga (Partisipatif)
Proses Pembangunan Taman Bermain Anak dan Lansia
Transformasi Menjadi Kampung Kita
Kawasan wisata ini awalnya bernama Taman Ciranggo, kemudian menjadi Taman Lansia, dan pada Musdesus 2022 lahirlah nama baru: Kampung Kita. Nama ini melambangkan rasa memiliki seluruh warga.
Kini, Kampung Kita memiliki fasilitas:
· Saung Joglo dan Saung Pelangi
· Jembatan gantung dan rumah adat
· Kolam renang hasil kerja sama dengan investor
· Lima unit cottage untuk wisatawan
"Nama Kampung Kita itu lebih mengikat. Rasanya semua warga ikut punya andil di sini," ungkap Pak Amirja, Ketua BUM Desa Cikahuripan.
Dampak Ekonomi yang Nyata
BUM Desa Cikahuripan mempekerjakan warga lokal, memasarkan produk UMKM seperti asinan salak, dan mengembangkan paket wisata terjangkau. Status BUM Desa Maju dari 135 BUM Desa aktif di Kabupaten Bekasi menjadi bukti keberhasilannya.
Hasil UMKM Warga
Pengakuan dan Prestasi
· Pendampingan rutin dari DPMD Kabupaten Bekasi
· Perda Desa Wisata dari DPRD Kabupaten Bekasi
· Mewakili Kabupaten Bekasi dalam Lomba P2WKSS Provinsi Jawa Barat 2021
"Keberhasilan ini adalah kerja sama semua pihak. Tanpa warga, tidak mungkin kita bisa sejauh ini," ujar Kepala Desa Rudi Catur Pribadi.
Kebangkitan di Masa Pandemi
Estafet Perjuangan
BOX FAKTA BUM DESA CIKAHURIPAN
Lokasi | : | Desa Kertarahayu, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi |
Status BUM Desa | : | MAJU |
Usaha/Unit Usaha | : | Fotokopi/ATK, Peternakan Sapi, Peternakan Kambing Etawa, Wisata Air, dan Cottage |
Fasilitas Wisata | : | Kolam renang, saung, jembatan gantung, rumah adat, taman lansia, UMKM lokal |
Prestasi | : | Perwakilan Kabupaten Bekasi – Lomba P2WKSS Provinsi Jawa Barat 2021 |
Oleh: Susilawati, TAPM Pusat (Wakil Koordiantor Pusat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar