Perjuangan dan pertempuran ini merupakan salah satu simbul tertinggi dari keberanian, pengorbanan, dan semangat untuk mempertahankan kemerdekaan. Peristiwa heroik ini menunjukkan semangat juang dan ketegasan Bangsa Indonesia sebagaimana pidato Bung Tomo dengan semboyan “Merdeka atau Mati”.
Namun makna kepahlawanan pada hari ini, kita tidak seharusnya terjebak dan berhenti pada romantisme sejarah mengenang perjuangan para pendahulu kita atau seremoni tahunan. Hari Pahlawan adalah momentum untuk merefleksikan kembali apa arti kepahlawanan dalam konteks kekinian, khususnya dalam pembangunan desa sebagai basis utama kekuatan bangsa.
Pahlwan bukan hanya mereka yang mengangkat senjata, tetapi juga mereka yang menyalakan harapan dan mengubah keadaan untuk mencapai harapan tersebut. Desa adalah arena perjuangan untuk memenuhi harapan rakyat, agar desa menjadi kekuatan bangsa. Maka pahlwan desa adalah mereka yang berjuang untuk mengangkat martabat desa melalui kemandirian, inovasi dan pelayanan tulus bagi masyarakat.
Pahlawan di era kini adalah mereka yang menghadirkan perubahan nyata dari akar rumput seperti petani yang beradaptasi dengan teknologi demi ketahanan pangan dan kesejahteraan, kepala desa yang memimpin dengan integritas, guru yang mengabdi di pelosok demi mencerdaskan anak bangsa, pendamping desa yang dengan penuh dedikasi mendampingi desa, dan pemuda desa yang menggagas dan menjadi motor penggerak wirausaha desa.
Desa Arena Perjuangan untuk melahirkan pahlawan kekinian
Desa bukan hanya entitas administratif, tetapi menjadi ruang hidup dan kehidupan masyarakat dimana nilai-nilai tumbuh dan berkembang sebagai akar kehidupan kebangsaan. 75.266 Desa yang menempati 91% wilayah geografi Indonesia memegang kunci masa depan bangsa. Pembangunan Desa yang kuat berarti kita telah meletakkan fondasi negara yang kokoh.
Bagaimana kita berjuang melawan kemalasan berpikir, degradasi moral dan ketidakberdayaan sosial. Dalam konteks inilah, pembangunan desa menjadi wujud konkrit lanjutan dari perjuangan para pahlawan, dari berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan menuju kepada mengisi dengan kemakmuran dan kesejahteraan sebagai hakekat kemerdekaan.
Satu dasawarsa lahirnya Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, negara telah menegaskan sebagai keputusan politik bahwa kemerdekaan bagi desa dengan meletakkan desa sebagai subyek pembangunan.
Pembangunan Desa diarahkan untuk mencapai kemandirian desa, kemandirian yang bukan hanya status administrasi atau teknokrasi, tetapi lebih dari itu, yakni bagaimana masyarakat desa mampu memiliki kemandirian secara politik dalam proses pengambilan Keputusan yang menyangkut hajat hidup warga desa, kemandirian secara ekonomi untuk mengelola berbagai potensi dan asset guna mewujudkan kesejahteraan mereka, dan kemandirian secara sosial budaya sebagai kekuatan modal pembangunan desa yang partisipatif.
Hari pahlawan yang kita peringati sekarang ini, seharusnya menjadi pengingat bagi kita semua bahwa pembangunan desa bukan semata pembangunan infrastruktur, tetapi juga perjuangan untuk menegakkan harkat, martabat dan kemandirian masyarakat. Pahlawan sejati adalah mereka yang memiliki jiwa pamong, yakni melayani, menuntun dan memberdayakan.
Sebagai pemimpin di desa, jiwa kepahlawanan berarti adanya keberanian dalam mengambil Keputusan untuk kepentingan rakyat, meski kadang tidak populis. Memiliki integritas dan kejujuran dalam mengelola anggaran desa (dana desa) agar akuntabel tidak hanya administratif tetapi juga akuntabilitas sosial yang dapat dipertanggungjawabkan untuk kepentingan masyarakat, dan memiliki ketekunan dalam membangun kesadaran kolektif masyarakat bahwa pembangunan desa adalah gerakan tanggungjawab bersama.
Dengan demikian, kepahlawanan dalam pembangunan desa adalah transformasi nilai dari “penguasa” menjadi “pelayan”, dari bekerja untuk “diri sendiri” menjadi “berjuang untuk bersama”
Pada era digital, disrupsi teknologi dan perubahan iklim menghadirkan tantangan baru bagi desa. Namun di sisi lain, juga membuka peluang bagi munculnya phalawan-pahlawan baru bagi pembangunan desa.
Setiap inovasi yang menumbuhkan kemandirian dan memperkuat ekonomi lokal adalah bentuk nyata kepahlawanan masa kini. Pahlawan digital desa adalah mereka yang mampu menghubungkan tradisi dengan teknologi, namun tetap menjaga nilai-nilai lokal sambil maju dalam arus modernitas yang tak kehilangan makna atas nilai-nilai tersebut.
Pahlawan-pahlawan baru ini sangat dinantikan kehadirannya di desa agar tetap memberikan energi regeneratif (kepemimpinan) yang menuntun desa menuju kemandirian dan kemajuan yang berkelanjutan.
Gotong royong sebagai roh kepahlawanan dalam pembangunan Desa
Perjuangan para pahlawan dalam mengusir penjajah diilhami oleh semangat gotong royong dan perasaan senasib sepenanggungan.
Demikian juga, semangat pembangunan desa meletakkan modal sosial berupa gotong royong sebagai kekuatan inti. Nilai ini adalah warisan luhur bangsa sekaligus cerminan kepahlawanan yang paling otentik.
Gotong royong adalah bentuk perlawanan terhadap individualisme dan ego sectoral dalam pembangunan desa. Baik dalam perumusan kebijakan maupun dalam impelementasinya harus tercermin adanya sinergi antar pemangku kepentingan seperti pemerintah desa, masyarakat, supra desa, dunia usaha, akademisi dan lembaga sosial lainnya.
Setiap keberhasilan pembangunan desa ; jalan yang terbangun, Usaha Eknomi Masyarakat yang tumbuh, pertanian yang berinovasi, adalah hasil kerja kolektif, bukan individu atau pada satu figur tertentu. Dengan gotong royong desa tidak hanya membangun secara fisik semata, tetapi juga membangun rasa kepercayaan, soliditas dan harga diri komunitas masyarakat.
Hari pahlawan mengajarkan pada kita semua bahwa pengabdian tidak mengenal pangkat, jabatan , gelar atau atribut yang melekat simbolik pada seseorang. Tetapi mereka disebut pahlawan karena rekam jejak pengabdian dan perjuangan yang dilakukan.
Di setiap desa, ada banyak pahlawan tanpa atribut simbolik yang melekat. Pendamping desa yang dengan sukarela mengabdikan diri untuk kemajuan desa, Perempuan yang menjadi kader penggerak posyandu demi Kesehatan masyarakat, pemuda yang menjadi relawan Pendidikan di kampung-kampung terpencil, tokoh adat atau ,masyarakat yang menjaga harmoni sosial dan kearifan lokal dan kepala desa yang menjaga integritasnya sehingga tidak tergoda tindakan koruptif demi keberlanjutan pembangunan.
Mereka adalah contoh pahlawan dalam senyap, yang terus menyalakan api perubahan yang luput atau tak perlu sorotan media. Mereka membuktikan bahwa kepahlawanan adalah keharusan dalam kerja keseharian, bukan peristiwa yang monumental yang diseremonikan .
Peringatan Hari Pahlawan adalah momentum untuk memindahkan semangat heroisme dari masa lalu ke aksi nyata di masa kini.
Dahulu pahlawan berjuang mengusir penjajah, kini kita berjuang melawan kebodohan, ketimpangan, dan ketidakadilan sosial. Bagi pembangunan desa, semangat ini berarti membangun kemandirian ekonomi desa agar tidak tergantung pada transfer fiscal dan bantuan pihak luar. Mendorong inovasi sosial agar masyarakat desa menjadi subyek bukan obyek pembangunan.
Menumbuhkan kepemimpinan regeneratif agar muncul kader-kader muda yang menjadi volunteer dan berjiwa melayani. Semangat Hari Pahlawan seharusnya menyalakan Kembali kesadaran bahwa desa bukan lagi obyek tetapi subyek pembangunan bagi kemajuan bangsa.
Bung Karno pernah mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya. Dalam makna ini tidak hanya bentuk penghormatan simbolik, tetapi harus tercermin dalam tindakan nyata dengan meneruskan perjuangan para pahlawan.
Menjadi pahlawan hari ini tidak harus dengan mengangkat senjata, tetapi dapat dengan mengambil peran dalam kepedulian dan tanggungjawab terhadap sesama dan tanah kelahiran. Dalam pembangunan desa, setiap tindakan yang memajukan kesejahteraan masyarakat adalah bentuk kepahlawanan. Sudahkah kita menjadi bagian yang disebut Pahlawan Pembangunan Desa ?
Oleh : Sugito, S.Sos., M.H ( Staf Ahli Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Bidang Hubungan Antar Lembaga)



Mantap Pak Sugito, bersama kita lanjutkan Perjuangan Para Pahlawan dengan kita bersama Membangun Desa Bangun Indonesia
BalasHapusTetap Optimis, Semangat dan jangan Putus Asa, Insyaallah apa yang kita harapkan tercapai, Aamiin Yaa Roobbal'aalamiin🤲
HapusPendamping Desa agen pemberdayaan
BalasHapusSiap Pak, rapatkan barisan dalam perjuangan "mengikis" ketidakberdayaan masyarakat Desa. 🙏
BalasHapusSiap pak semoga sehat selalu dan sukses amin ya rabal alamin
BalasHapus